Jakarta dengan landmark Kota Tua adalah pesona wisata sejarah di Jakarta yang memberi banyak pengetahuan, khususnya jika Anda masuk ke Museum Fatahillah dan sejumlah spot menarik lainnya di sana.
Wisata Kota Tua Jakarta adalah salah satu tempat wisata di Jakarta yang selalu ramai dikunjungi para wisatawan.
Kawasan Kota Tua yang dulu bernama Batavia Lama adalah tempat yang menyimpan nilai sejarah tinggi. Berbagai peninggalan masa lampau masih dapat Anda jumpai di kawasan yang selalu ramai saat akhir pekan ini.
Wisata Kota Tua sangat tepat bagi Anda para penikmat sejarah atau yang suka menelusuri jejak historis. Juga, para pecinta fotografi akan selalu suka datang ke Kota Tua di Jakarta ini.
Tidak hanya wisatawan dalam negeri, para turis yang datang ke Jakarta bahkan suka menjejakkan kakinya di tempat wisata Kota Tua. Ada sejumlah tempat wisata Kota Tua di Jakarta yang patut Anda kunjungi. Selain menelusuri tempat-tempat historis, wisata Kota Tua menyuguhkan Anda akan sajian kuliner yang dapat Anda nikmati, seperti Cafe Batavia, atau Anda dapat mampir ke Cafe Gazebo untuk menikmati sajian makanan tradisional, dan resto lainnya.
Tak kalah kurang, jajanan yang kerap dijumpai seperti gado-gado, soto, hingga kerak telor pun tersedia banyak di sana.
Museum Sejarah Indonesia / Fatahillah

Museum Fatahillah di kawasan wisata Kota Tua Jakarta Di bagian luar bangunan museum terdapat lapangan, disebut sebagai lapangan Fatahillah. Lapangan ini dulu adalah tempat mengeksekusi para tahanan. Tahukah Anda, museum terbesar di Jakarta ini memiliki 3 lantai dan menyimpan sekitar 25.000 koleksi benda bersejarah, di antaranya prasasti, meriam, patung Dewa-Dewi, koleksi mebel antik, gerabah, dan keramik. Penelusuran jejak sejarah kota Jakarta dari masa pra-sejarah hingga berdirinya kota Jayakarta pada tahun 1527 dapat Anda ketahui di museum ini.
Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta adalah sebuah pelabuhan yang dahulu telah menghubungkan Indonesia dengan dunia luar. Pelabuhan ini adalah tempat persinggahan banyak kapal mancanegara yang datang untuk perdagangan.
Pelabuhan historis di Jakarta ini bahkan telah ada jauh sebelum kota Jakarta itu ada. Eksistensi Pelabuhan Sunda Kelapa berjalan dari masa ke masa, mulai dari kerajaan Pajajaran, kedatangan Portugis, kekuasaan Kerajaan Demak, hingga penjajahan Belanda. Saat ini, pelabuhan Sunda Kelapa adalah bagian dari wisata Jakarta yang menarik untuk dikunjungi.
Museum Bahari

Museum Bahari adalah sebuah museum yang menyimpan dan memamerkan koleksi benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan kelautan bangsa Indonesia. Museum ini didirikan secara bertahap sejak tahun 1652 hingga 1774 M. Oleh banyak kalangan, museum ini dianggap sebagai saksi sejarah awal-mula berdirinya Kota Batavia (sekarang Jakarta).
Museum Bahari mempunyai koleksi yang terbilang banyak dan beragam. Wisatawan yang berkunjung ke museum ini dapat menyaksikan berbagai jenis perahu dari seluruh daerah di Indonesia yang dilengkapi dengan gambar dan foto-foto pelabuhan pada masa lalu.
Koleksi-koleksi lain yang bisa disaksikan oleh pengunjung museum ini adalah aneka biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia, aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran tradisional (seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar, dan aneka meriam), teknologi pembuatan perahu tradisional, peta pelayaran, foto-foto mengenai kegiatan kebaharian sejak masa kolonial Belanda, folklor, dan adat istiadat masyarakat nelayan Nusantara.
Menara Syahbandar
Di lantai tertinggi menara, angin yang berhembus kencang dan dapt menikmati pemandangan Kota Tua Jakarta yang cantik, pemandangan teritorial Kota Tua sehingga kita bisa menikmati keindahan aktivitas para penghuninya. Ornamen-ornamen kayu dalam bangunan menara menambah daya tarik bangunan yang bercirikan arsitektur Belanda ini. Namun, karena usianya yang sudah 168 tahun, Menara Syahbandar memang sudah miring dari porosnya namun masih aman untuk dinaiki namun harus berhati-hati saat naik tangga.
Museum Bank Indonesia
Museum ini dahulu kala adalah rumah sakit Binnen Hospital. Dalam perjalanannya, bangunan ruma sakit dialihfungsikan sebagai sebuah bank yang bernama De Javasche Bank pada tahun 1828. Dalam sejarah perbankan Indonesia, museum ini adalah awal kehadiran Bank Indonesai.
Di masa Indonesia baru merdeka, pusat pengendalian ekonomi dan moneter dilakukan di museum ini. Beroperasi sebagai bank sentral di bangunan museum, tahun 1962 kantor Bank Indonesia pindah ke lokasi dan bangunan yang baru.
Museum Bank Mandiri
Museum Bank Mandiri memiliki lebih dari 30.000 koleksi tersebar di berbagai ruangan, yang disusun berdasarkan tema. Barang antik yang dapat anda lihat di sini sangat beragam, dari koleksi uang kuno sampai peralatan operasional bank kolonial. Koleksi museum terdiri dari berbagai macam hal yang terkait dengan aktivitas perbankan “tempo doeloe” dan perkembangannya. Koleksi yang dimiliki antara lain peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box maupun aneka surat berharga seperti bilyet deposito, sertikat deposito, cek, obligasi, dan saham.
Museum Wayang
Wayang menjadi salah satu benda warisan budaya Indonesia yang wajib dilestarikan. Untuk menarik minat pengunjung, Museum Wayang di Kota Tua Jakarta mengemasnya dengan modern namun tak kehilangan rasa aslinya.
Di sini juga terdapat koleksi wayang yang lengkap. Tak hanya dari dalam negeri, koleksi juga berasal dari luar negeri termasuk China dan Kamboja. Salah satu karya masterpiece yang ada di sini adalah Wayang Perdjoeangan atau Wayang revolusi. Wayang karya Raden Mas Sayid ini mengisahkan revolusi dalam karya seni wayang. Tidak berbentuk tokoh-tokoh legenda, wayang-wayang ini berbentuk sosok-sosok revolutor beserta musuhnya. Ada lebih dari 4.000 buah wayang yang bersemayam di sini. Semua itu dipajang rapi di lantai satu dan lantai dua
Museum Seni Rupa dan Keramik

Lokasi Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di jantung kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Anda akan sangat mudah menjumpai bangunan museum yang bercorak arsitektur Eropa dengan pilar-pilar tinggi kokoh menopang bangunan gedung yang megah.
Toko Merah
Toko Merah adalah rumah dari Baron Van Imhoff, seorang Gubernur Jenderal VOC yang juga adalah pendiri Istana Bogor. Bangunan Toko Merah ini sesuai namanya berwarna merah, saat masuk ke dalamnya Anda akan menjumpai betapa terawat dan terjaga keaslian bagian dalam dari bangunan Toko Merah ini.
Sumber : Berbagai Sumber
0 komentar :
Post a Comment