Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit Abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia.
Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Pada pertengahan tahun 1967-1973 digunakan sebagai Kantor Walikotamadya Jakarta Barat. Pada tahun 1974 digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta, dan pada bulan Juni tahun 1977 koleksinya ditambah dengan keramik, sehingga pada tahun 1986 namanya diubah menjadi Balai Seni Rupa dan Keramik.Kondisi bangunan masih asli dan terawat. Pada 1990 gedung dengan delapan tiang besar di bagian itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.
Arsitektur : Bergaya Klasisme (Klasik).
Arsitek : Seorang bangsa Belanda bernama Ir. W.H.F.H. Van Raders
Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:
- Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 – 1890)
- Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
- Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
- Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 – 1945)
- Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 – 1950)
- Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
- Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 – sekarang)
Untuk Koleksi seni rupa menampilkan patung-patung sepeti: Patung yang berciri klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya Tjokot dan keluarga besarnya, Totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G. Sidharta, Oesman Effendi. Disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajkar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suprapto, Irsan, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton dan banyak seniman lain dari berbagai daerah.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Jl. Pos Kota 2, Kota 11110
(021) 692 6090
Jam Buka Museum
Selasa-Minggu 09.00-15.00
Hari Senin dan hari besar tutup
Tiket
Perorangan
Dewasa Rp 2.000,00
Mahasiswa Rp 1.000,00
Anak-anak/pelajar Rp 600,00
0 komentar :
Post a Comment