Anjungan Sumatera Barat merupakan salah satu anjungan yang paling ramai dikunjungi oleh pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan juga salah satu anjungan tujuan utama bagi para tamu asing. 

Provinsi Sumatera Barat melalui anjungannya di TMII menampilkan lima bangunan adat secara lengkap: Rumah Gadang, Balairung, Rangkiang dan Surau, keempatnya merupakan rumah adat Minangkabau; serta rumah adat Mentawai.

Rumah gadang di anjungan ini difungsikan sebagai ruang peragaan dan pameran. Benda-benda yang dipamerkan berupa pelaminan, alat pertanian, alat musik tradisional, pakaian adat tiap kabupaten yang disajikan dengan peraga manekin. Kolong rumah digunakan untuk penjualan berbagai cinderamata hasil kerajinan tangan. Semua bangunan adat memiliki hiasan aneka ragam ukir: ukiran datar, pahat, tembus, dan ukiran bakar; kebayakan motif tumbuhan, bunga, dan satwa dengan warna dominan merah, kuning, hitam, dan biru.

Anjungan ini terdiri dari bangunan inti di rumah tradisional Sumatera Barat yang terdiri dari balai adat , mushola, lumbung padi, dan Rumah Gadang.  

Ruang atas bangunan dipakai untuk memperkenalkan berbagai aspek tradisional, antara lain: busana adat, pelaminan pengantin Padang Pariaman, kain Songket Silungkang, dan seperangkat musik Talempong. Digambarkan pula struktur pemerintahan Kerajaan Pagaruyung di masa lalu yang dikenal dengan sebutan Rajo Tigo Selo, Basa Ampek Balai.Rajo Tigo Selo menjelaskan tiga fungsi raja, yaitu sebagai raja alam, raja adat, dan raja ibadat.Sedang Basa Ampek Balai adalah para pembantu raja yang terdiri dari Tuan Kadi (menteri Agama), Andomo (menteri keuangan), Mangkudum (menteri dalam negeri), dan Jabatan Tuan Gadang (menteri pertahanan) yang masing-masing telah ditentukan dari daerah mana mereka harus berasal.Sedang cerminan demokrasi terlihat dari adanya jabatan wakil rakyat, yang disebut Datuah Bandaro Kuniang yang bertempat di Limo Kaum.Di ruangan ini para “pejabat” tampil dalam bentuk boneka-boneka berpakaian tradisional, dengan warna dominan hitam, merah, kuning, dan putih.

Balairung anjungan Sumatera Barat difungsikan sebagai tempat aktifitas kesenian dan balai pertemuan.Balai ini memang tidak pernah sepi dari aktifitas kesenian, karena berbagai kesenian Sumatera barat kini bnerkembang pesat dan makin disukai baik dari warga Sumbar maupun dari luar daerah.Pada hari Minggu dan libur, anjungan ini kerap mengadakan acara-acara seperti Lomba lagu Minag, parade tari Minang, manghoyak Tabuik dan peragaan berbagai upacara adat.Bangunan lainnya adalah surau, yang difungsikan sebagaimana mestinya, serta sebuah kafetaria sederhana, tempat orang dapat berkenalan dengan berbagai macam masakan padang.

Ranah Minang adalah gambaran sebuah œnagari, dimana alam dan budayanya bercorak amat khas. Konon, sistem kekerabatan matriarkat yang dianut merupakan satu-satunya yang ada di dunia pada saat ini.Dalam sistem ini, figure ibu sangat dihormati dan peranannya sangat besar dalam sebuah keluarga.Semua harta warisan seluruhnya adalah milik ibu (wanita).Oleh karena itu, kamu lelaki harus bersikap mandiri. Sikap demikian ditumbuhkan sejak masa kanak-kanak, dengan cara melatih hidup terpisah dari orang tua. Pemuda Minang sejak kecil telah terbiasa hidup di Surau, tempat “perantauannya” yang pertama sebelum mereka melangkah ke tempat yang lebih jauh.Namun dimanapun mereka berada mereka senantiasa rindu kampuang.Itulah sebabnya anjungan Sumatera Barat tak pernah sepi dari kunjungan dan partisipasi masyarakat Minang. Mungkin sekedar ingin melepas rasa rindu kampuang itu, sebelum sempat menjenguk ibu pertiwinya, Ranah Minang.

Anjungan Sumatera Barat  dibuka dari pukul 09.00 sampai dengan 16.00 WIB. Pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya untuk  datang ke anjungan ini, tetapi disediakan kotak sumbangan jika para pengunjung ingin menyumbang. Sumbangan yang dikumpulkan akan diberika lagi kepada pemerintah Sumatera Barat untuk pembangunan daerah tersebut, mengingat anjungan ini juga dikelola oleh pemerintah Sumatera Barat. 
Pada hari sabtu disediakan juga kelas menari yang akan diajarkan tarian adat Sumatera Barat. Mayoritas pengunjung yang datang di anjungan ini adalah turis dari luar negeri. Pada pagi hari biasanya lebih banyak pengunjung yang merupakan turis dari luar negeri, untuk siang  hari lebih banyak anak – anak sekolahan yang sedang berpariwisata di TMII, dan pada sore hari lebih banyak pengunjung domestik. Biasanya para pengunjung sudah memiliki tour guide masing – masing, 



Sumber : 










0 komentar :

Post a Comment

 
Top