Pernahkah anak Anda takut terhadap sesuatu secara berlebihan? Jika jawabannya “Ya”, maka itu berarti anak Anda tengah mengalami fobia terhadap hal tertentu. Fobia bisa diartikan sebagai kondisi ketakutan yang teramat sangat terhadap suatu benda atau kejadian. Ketakutan yang berlebihan ini menyerang psikis anak dan membuat anak menjadi mudah mengingat apa-apa yang ia takutkan. Cirinya, ketakutan fobia sifatnya ekstrim. Reaksi dari ketakutan inilah yang bisa membedakan mana ketakutan yang biasa (wajar) dan mana ketakutan yang disebut fobia.

Reaksi fobia bisa bermacam-macam, mulai dari reaksi berteriak histeris, menangis, marah, pingsan bahkan ada yang sampai pada kondisi kejang akibat traumatik yang dialami si penderita.

Fobia bisa menyerang siapa saja. Orang dewasa bahkan anak kecil sekalipun banyak yang mengalami fobia. Beberapa ketakutan (fobia) yang muncul pada orang dewasa biasanya dimulai dan dipicu dari ketakuatan yang dialaminya sejak kecil.

Kondisi ketakutan berlebih yang dialami seorang anak terbentuk karena ia mendapatkan suatu kondisi yang sangat tidak menyenangkan, dimana kondisi tersebut terekam di memori otaknya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila tidak segera ditangani, fobia yang dialami anak bisa terus melekat dalam diri anak sampai ia dewasa nanti. Kalau sudah terlanjur melekat dan termasuk dalam kondisi yang cukup parah, tentunya akan mengganggu kenyamanan dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya nanti.

Beberapa macam fobia yang menyerang anak-anak antara lain:

1. Ketakutan (fobia) terhadap lingkungan sosial
Banyak anak yang menjadi enggan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dikarenakan sebelumnya ia pernah mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan dengan seseorang atau beberapa orang yang dihadapinya. Misalnya, anak pernah berinteraksi dengan seseorang atau beberapa orang yang berkarakter pemarah dan suka menertawakan. Orang-orang seperti itu membuat anak takut dan minder. Ia berusaha menarik diri dari lingkungan sosial manapun yang ia hadapi karena beranggapan bahwa semua lingkungan sosial pasti menyajikan orang-orang dengan karakter pemarah dan suka menertawakan.

Padahal perkiraannya itu sama sekali tidak benar. Ketakutannya yang amat sangat itulah yang membuat kesan seolah-olah semua orang baru yang dikenalnya memiliki karakter yang tidak bersahabat dan mengancam ketenangannya. Itu sebabnya mengapa sebagaian anak menjadi malas pergi ke sekolah ketika ia baru pertama kali terdaftar sebagai murid. Itu pula sebabnya mengapa anak Anda menjadi begitu penakut untuk tampil di depan umum saat diminta bernyanyi di acara ulang tahun atau di kemeriahan lainnya. Takut ditertawakan atau takut dimarahi jika salah membuat anak menjadi penderita fobia lingkungan sosial.

2. Ketakutan (fobia) terhadap benda-benda tertentu
Banyak anak yang begitu histeris ketika dihadapkan pada suatu benda, misalnya balon, penggaris, gunting kuku, topeng, bulu ayam, boneka, atau lonceng. Beberapa anak-anak penderita fobia terhadap benda-benda tertentu akan menangis, berteriak kencang, pingsan, bahkan kejang jika ia tetap dipaksa untuk berhadapan dengan benda-benda yang membuatnya takut tersebut. Padahal jika dilihat oleh orang normal, benda-benda seperti itu bukanlah benda yang menakutkan untuk dilihat dan sama sekali tidak berbahaya untuk disentuh. Hanya, penderita ketakutan luar biasa inilah yang menjadikan benda-benda tersebut tak ubahnya hantu yang sangat menakutkan.

Bisa saja sebelum anak Anda menjadi penderita phobia untuk benda-benda tertentu itu, ia pernah terluka atau tersakiti oleh benda-benda yang akhirnya ditakutkannya itu. Misalnya saja, topeng pernah membuat anak Anda terkejut dan kemudian menangis histeris. Bulu ayam pernah membuat anak Anda bersin-bersin dan lalu kemudian alergi terhadap bulu apapun atau mungkin gunting kuku pernah melukai parah jari anak. Atau bisa juga anak pernah ditakut-takuti oleh benda-benda tersebut, sehingga memori yang melekat dalam ingatannya tentang benda-benda yang ditakutinya tersebut adalah bayangan yang menakutkan. Peristiwa-peristiwa buruk berkaitan dengan benda-benda itulah yang membuat anak Anda tidak ingin lagi berhadapan atau berurusan dengan benda-benda yang ditakutkannya itu.


3. Ketakutan (fobia) terhadap kondisi tertentu
Kondisi tertentu seperti ruang gelap, lampu yang terang benderang, suhu yang dingin, ruangan yang pengap, petir, hujan, banjir, angin dan ombak bisa membuat anak menderita ketakuatan yang luar biasa. Banyak anak yang menolak dan lebih memilih menangis sejadi-jadinya ketika lampu kamarnya harus dimatikan saat ia tidur. Dalam bayangannya, kegelapan adalah sesuatu yang sangat menakutkan.

Lain lagi untuk penderita fobia lampu yang terang benderang, kondisi ruangan yang terang benderang dan dihiasi aneka lampu warna-warni pun bisa membuat anaka Anda berteriak takut. Mungkin baginya ruangan yang terang benderang membuat matanya silau secara berlebihan. Bisa juga suatu peristiwa yang tidak mengenakkan pernah terjadi ketika si anak melihat bagaimana banjir, angin topan, petir atau ombak menerpa rumahnya dan melenyapkan nyawa orang-orang yang ia sayangi. Latar belakang menakutkan seperti itulah yang bisa menjadi penyebab mengapa anak Anda menjadi fobia terhadap kondisi tertentu.


4. Ketakutan (fobia) terhadap hewan-hewan tertentu
Hewan-hewan tertentu yang biasanya tidak menakutkan bagi sebagian anak, bisa menjadi sesuatu yang sangat menakutkan untuk sebagian anak yang menderiat fobia. Ada anak yang begitu takutnya terhadap kucing, anjing, cicak, kodok, kepiting, atau bahkan takut pada monyet yang sebenarnya lucu dan tidak berbahaya. Tidak heran jika beberapa anak penderita fobia sangat enggan mengunjungi kebun binatang yang di dalamnya terdapat binatang-binatang yang ia takutkan.

Itulah macam-macam fobia yang sering membayang-bayangi kehidupan anak. Fobia yang menimpa anak-anak tidak bisa terus dibiarkan. Semakin dibiarkan, tingkat ketakutannya akan semakin parah dan ini tentu tidak baik untuk kondisi psikologinya.



Tips Mengatasi Fobia (Ketakutan Berlebih) Pada Anak

Sebagai orangtua yang bijak, Anda dianjurkan untuk mengawasi perkembangan fobia anak Anda dari waktu ke waktu. Jangan menunggu sampai kondisi fobianya parah. Lakukan beberapa tips dibawah ini untuk mengatasi fobia yang dialami anak Anda:

- Hindari memarahi anak dan memaksanya untuk menghadapi apa yang ia takutkan
Jangan sekali-kali Anda memarahi anak Anda hanya karena reaksi ketakutannya berlebihan. Semakin Anda memarahinya, semakin timbul bentuk-bentuk fobia baru di dalam kejiwaannya. Salah-salah, kemarahan Anda kepadanya justru akan menambah frustasi anak Anda.

Jangan pula Anda memaksa anak untuk menghadapi sesuatu yang ditakutkannya itu. Beberapa orang tua mungkin memaksakan si anak untuk berhadapan dengan apa yang ditakutkan anak dengan tujuan agar si anak terbiasa berhadapan dengan apa yang ditakutkannya. Ini salah. Semakin Anda memaksakan, semakin besar pula kadar benci dan takut anak terhadap apa yang ingin ia hindarkan itu.

- Dampingi anak menghadapi ketakutan-ketakutannya
Bila Anda ingin anak Anda terbebas dari belenggu ketakutannya, maka Anda harus bersabar dan bersedia mendampinginya ketika berhadapan dengan sesuatu yang ditakutinya. Jangan biarkan anak Anda merasakan stress yang luar biasa seorang diri. Bantu ia untuk membangkitkan keberaniannya bersama Anda di sisinya.

Cara yang bisa Anda lakukan misalnya, menemani anak Anda tidur di kamar yang lampunya sengaja Anda padamkan. Katakan padanya bahwa ada Anda yang mendampinginya dan pastikan tidak ada sesuatu yang buruk akan terjadi dalam kegelapan kamarnya. Beri pengertian terus-menerus hingga anak mulai yakin bahwa gelap tidak akan membuatnya celaka. Di tahapan ini, Anda dituntut untuk sabar mendampingi anak, karena keluar dari ketakutan-ketakutannya tentu tidaklah semudah yang Anda bayangkan.

- Ceritakan bahwa ada sesuatu yang baik dari apa yang ditakutinya
Anak yang fobia terhadap sesuatu pasti telah lebih dulu menyatakan bahwa apa yang ditakutkannya itu adalah jahat dan mengerikan. Ajari ia untuk keluar dari pola pikir yang seperti itu.
Ceritakan sesuatu yang menyenangkan tentang apa saja yang ia takutkan. Misalnya, anak Anda takut dengan ketinggian dan menganggap ketinggian itu mengerikan. Katakan padanya bahwa ketinggian tidak selalu membawa pada hal yang mengerikan karena dari atas ketinggian, kita bisa melihat apa saja yang terbentang dibawahnya. Dari atas ketinggian pula kita bisa memandang luas.

Semakin tinggi semakin luas pula keindahan alam yang bisa dilihat oleh mata kita. Dengan cerita seperti itu, pelan-pelan anak Anda akan mengerti dan menerima bahwa ketinggian tidak selalu berdampak buruk terhadap jiwanya.

- Konsisten dalam memantau perkembangan keberanian anak
Ketika perlahan-lahan keberanian anak Anda mulai timbul dari apa yang ia takutkan, jangan buru-buru Anda lepas tangan dan menganggap anak Anda sidah tidak takut lagi. Sisa-sisa ketakutan itu akan masih tersimpan di dalam ruang ingatannya. Jika Anda lengah dalam membimbing dan mendampinginya, maka sisa-siasa ketakutan itu berpotensi untuk berkembang menjadi ketakutan yang luar biasa seperti sediakala. Jadi pemantauan yang konsisten untuk fobia anak akan membantu anak Anda terbebas dari belenggu ketakutannya.


Itulah beberapa jenis fobia yang biasa dialami oleh anak-anak dan cara untuk mengatasinya. Semoga tips di atas berguna bagi Anda untuk mengatasi masalah fobia dan ketakutan yang dialami anak.



0 komentar :

Post a Comment

 
Top