Penelitian dari FOSI (Family Online Safety Institute) ini mencoba melihat perilaku orang tua terhadap anak-anak mereka yang sudah aktif di internet. Keselamatan anak-anak di internet adalah hal penting, mengingat di internet apa saja bisa ditemukan, dan banyak di antaranya yang tidak layak dikonsumsi. Mengandalkan kebijakan pemerintah untuk memblokir situs yang dianggap tidak layak tidaklah cukup, karenanya peran orang tua sangat diharapkan dalam mencerdaskan anak mereka berselancar internet.


Pada bulan Juli 2011, Hart Research Association bersama FOSI melakukan penelitian kuantitatif untuk mengeksplorasi topik ini. Penelitian dilakukan terhadap warga Amerika melalui telepon, yang secara random terpilih 702 responden. Mereka adalah orangtua dari anak-anak berusia 8-17 tahun yang telah mengakses internet. Penelitian dilakukan pada 8-16 Juli 2011.

Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih baik mengenai pengetahuan dan sikap para orang tua terhadap keamanan di internet, dan mendapat gambaran bagaimana orang tua selama ini melakukan pengawasan terhadap anak-anak mereka.Ada banyak fitur parental control yang bisa dimanfaatkan orang tua, penelitian ini juga berharap mendapat gambaran bagaimana orang tua memanfaatkan fitur-fitur tersebut.


Beberapa temuan kunci yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut:
  1. Pada umumnya para orang tua merasa perilaku anak-anak mereka cukup aman di interent, tetapi orang tua dari anak-anak yang masih kecil justru merasa lebih percaya diri bahwa anak-anak mereka lebih aman. Kecemasan paling besar terhadap kemananan anak-anak mereka di internet adalah persoalan kemanan pribadi.
  2. Komputer adalah piranti yang paling umum digunakan anak-anak untuk online, tetapi ada setengah dari responden yang menyatakan anak-anak mereka sudah menggunakan piranti bergerak, seperti telepon pintar, atau tablet, dan sejenisnya.
  3. Para orangtua merasa lebih menguasai tata acara melindungi anak-anak mereka ketika berinternet di komputer daripada harus mengawasi mereka di piranti bergerak.
  4. Sebagian besar orang tua (94%) menyatakan bahwa mereka telah mengajak anak-anak mereka berdiskusi tentang perilaku mereka ketika online, dan bahaya apa saja yang dapat mengancam mereka. Meskipun demikian, baru setengah dari responden yang menggunakan fitur parental control.
  5. Di antara yang tidak memanfaatkan fitur parental control, mereka berpendapat bahwa fitur ini belum perlu digunakan.
  6. Cara para orang tua mengawasi anak-anak mereka di internet cukukp beragam. Tercatat ada 18 cara yang dilakukan, tetapi yang paling umum adalah membuat peraturan atau membatasi apa yang boleh dillakukan ketika anak-anak online. Banyak pula yang senagaj menerapkan bloking terhadap situs-situs atau layanan lain di internet yang dianggap belum layak diakses untuk anak-anak mereka.
  7. Hanya sedikit orang tua yang merasa kesulitan mempraktekkan panduan dan pengawasan terhadap anak-anak mereka yang aktif berinternet. Kegiatan menonton film di televisi lebih mudah diawasi daripada kegiatan online, apalagi jika mereka menggunakan telepon genggam, atau telepon pintar.


0 komentar :

Post a Comment

 
Top