Pernahkah Anda mendengar buah hati Anda menanyakan, “Ma bagaimana caranya adik aku masuk ke dalam perut mama ya?” Atau ”Ma kok dada mama besar ya kok aku nggak sih?”

Kalau mendengar pertanyaan dari mulut mungil anak Anda,  jangan panik dahulu. Pertanyaan anak-anak seputar hal ini wajar, sejalan dengan perkembangan dan rasa ingin tahunya. Sebagai orang tua Anda perlu menyikapi hal ini dengan bijak.

Minimnya pengetahuan orang tua dan perasaan malu untuk membicarakan sex education, seringkali menjadi kendala mereka untuk memberikan pengajaran tentang hal ini kepada anak. 
“Padahal sex education tidak sekadar mengajarkan arti seks semata. Tetapi juga memperkenalkan alat dan fungsi reproduksi, cara menjaga dan merawat kebersihan genital, berpakaian sopan, serta cara menghindar dari kejahatan seksual. Semua ini ada tahapannya,” Vera Itabiliana, psikolog.

“Karena itu, pendidikan seks sebenarnya penting diberikan jauh sebelum anak mengenal sekolah. Jadi pemberi sex education yang utama dan pertama adalah orang tua. Namun  ketika anak mulai masuk sekolah, ya sex education juga penting untuk diberikan di sekolah,” lanjut Vera.

 “Ini tergantung dari isi materinya apa dan bagaimana penyajiannya. Kalau diberikan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan porsinya anak-anak, tidak lebih, maka tidak akan membuat anak ingin mencoba,” jelas Vera.

Dalam sex education juga penting dijelaskan tentang nilai-nilai norma sosial dan agama serta konsekuensi dari perilaku seksual yang tidak baik.

Untuk itu ada beberapa tahapan sex education yang bisa Anda lakukan sesuai usia anak Anda, antara lain :
  • Untuk anak usia pra sekolah materi sex education-nya meliputi pengenalan jenis kelamin
  • Untuk usia SD kelas 1-3 materi hampir sama dengan usia pra sekolah namun lebih mendalam. Anda bisa mulai mengenalkan anggota bagian tubuh pribadi, mengajarkan bahwa dari bagian tertentu pada tubuh ini ada yang tidak boleh sembarangan disentuh atau dilihat orang lain. Serta mengajarkan anak untuk melakukan tindakan pencegahan jika ada orang yang memaksa, seperti berteriak, lari, memukul, dan sebagainya.
  • Untuk usia SD kelas 4 ke atas, materinya masih berupa pengulangan topik sebelumnya. Hanya saja mulai ditambah tentang pubertas yang isinya antara lain menjelaskan tentang kematangan alat reproduksi. Pada perempuan akan segera mendapatkan menstruasi  dan risiko hamil bila berhubungan seksual. Sedangkan para anak laki-laki juga dijelaskan perubahan seperti mulai tumbuhnya rambut di ketika dan di alat kelamin dan lain-lain.
  • Untuk level kelas yang lebih tinggi, setelah semua sudah Anda perkenalkan. Namun bisa ditambahkan tentang gaya pacaran, bahaya dari seks bebas, dan sebagainya.
Semua gaya pengajaran sex education kepada anak kembali kepada orang tua masing-masing. Namun seringkali pengajaran sex education di kelas, berkembang topiknya tergantung dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari anak-anak.

0 komentar :

Post a Comment

 
Top